Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2015

Standarisasi dan Akreditasi dalam Pendidikan Tinggi

Gambar
Sabtu, 11 April 2015 adalah salah satu hari bersejarah di Program Pascasarjana Ilmu Religi dan Budaya (IRB) Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Hari itu IRB mendapat kunjungan dari dua orang assesor dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). Seorang dari Universitas Hasannudin, Makasar; dan seorang lagi dari Universitas Indonesia Jakarta. Kunjungan yang menghebohkan seluruh fakultas dari hari Rabu, hari di mana pemberitahuan akan visitasi tersebut datang. Tiga hari sejak hari pemberitahuan itu datang, IRB jadi penuh dengan keriuhan. Semua mahasiswa, dosen, dan karyawan berbondong-bondong mempersiapkan diri untuk kunjungan tersebut. Mulai dari memeriksa ulang borang akreditasi yang sudah dibuat pada bulan November 2014, menata kelas yang akan digunakan untuk pertemuan, mempersiapkan berkas-berkas administrasi dan bukti-bukti yang dibutuhakan, sampai mencari hotel dan mobil untuk mobilitas kedua assesor yang akan datang tersebut.

Tesis Hari ini

Sudah beberapa lama ini jari-jari saya membisu. Tidak ada tulisan yang saya hasilkan, baik yang seriusan apalagi yang hanya galau-galau beginian. Untuk orang yang gaya-gayanya hidup dengan dan dari menulis, sudah terlalu lama saya tidak menghidupi diri saya sendiri. Rasa-rasanya begitu mampet dan buntet.  Hari-hari saya terasa begitu letoy, seakan saya terus menerus tertidur dan melesak di kasur dengan banyak bantal yang bertebaran. Otak saya mampet... Seharusnya saat ini, atau mungkin bukan seharusnya ya... sebaiknya, atau yang baik bagi saya saat ini sebenarnya adalah menyelesaikan kewajiban  utama sebagai seorang mahasiswa yaitu menulis sesuatu yang bernama tesis. Tetapi dalam waktu sekiranya dua bulan ini, saya selalu menemukan banyak hal yang bisa saya lakukan selain menulis untuk tesis itu.

Kemarahan-kemarahan ini

Marah-marah sebenarnya bukan problem baru dalam hidup saya. Bagi banyak orang yang mengenal dan mengikuti kehidupan saya sampai sekarang, pasti banyak yang sudah pernah melihat saya marah atau menjadi sasaran kemarahan saya. Sekarang hal ini mulai terasa menggangu saya dan saya perlu berbicara untuk memahami ini dan berharap menyelesaikannya. Banyak hal yang membuat saya marah dan menaikkan darah ke kepala dan membuat saya menaikkan nada bicara saya dan melontarkan banyak kata-kata yang menyerang orang lain. Percayalah, saya ahli dengan hal itu. Salah satu hal yang paling membuat saya marah adalah ketika ada orang yang memaksa saya melakukan sesuatu dengan alasan demi kebaikan saya, dan ketika saya menolak, saya masih dipaksa juga. Ada satu kejadian yang sampai sekarang kalau saya mengingatnya saya masih merasakan tercekat di tenggorokan ini karena masih pengen marah juga. Ketika itu seorang teman memaksa saya untuk ke Bali dan memaksa saya dengan ancaman. Saya sudah menolak dengan