Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2019

(Masih) Menjadi Cina

Gambar
Hari ini, salah satu permasalahan dalam diri yang saya kira sudah selesai dan tidak lagi menjadi masalah, ternyata tidak demikian. Dalam percakapan dengan seorang kanca plek sore tadi, saya baru menyadari betapa menjadi Cina itu masih menjadi ketakutan dan beban yang belum bisa saya lepaskan. Ternyata ada banyak lapisan mengenai persekusi atau diskriminasi, atau apapun lah namanya dari menjadi Cina, dan akhir-akhir ini juga menjadi Kristen. Tidak saja mengenai diejek sipit atau pokil, tidak hanya mengenai kesempatan yang tidak sama, tetapi ternyata ini mengenai kelangsungan hidup dan kebebasan saya, keluarga saya, dan habitat yang saya kenal. Sesuatu yang sering kali saya bicarakan, terkadang dengan nada yang terasa begitu biasa saja. Bagaimana misalnya kalau kami berbicara salah kepada orang yang salah. Bagaimana kalau kami melewati garis yang ternyata digariskan oleh orang lain dan tidak boleh kami lewati. Menjadi Cina tidak bisa sembarangan menjawab, bertindak, atau melawan. Tar

Milly & Mamet, ini Bukan Cinta dan Rangga (Spoiler)

Berada di lingkungan yang banyak orang-orang film, dari aktor layar lebar , film maker , sampai kritikus film , mau ngomongin film tu kok rasanya jadi gagu ya. Apalagi saya ini bukan orang yang getol-getol amat nonton filmnya, tapi berhubung ini salah satu orang yang karyanya saya ikuti sejak awal, jadi saya kali ini mau berbagi sedikit pengalaman menonton filmnya. Ernest Prakasa adalah salah satu sutradara Indonesia yang karya-karyanya dianggap berkualitas dan selain Ngenest, tiap filmnya pasti sudah dipastikan ditonton oleh lebih dari satu juta penonton, termasuk akuh . Film-film dari Ernest selalu mengambil genre drama komedi dengan latar belakang keluarga. Saya tidak banyak menonton atau memahami bagaimana teknis suatu pembuatan film, jadi saya hanya ingin sedikit berbagi mengenai pengalaman dan pendapat saya setelah menonton film terakhir dari Ernest Prakasa ini, Milliy dan Mamet (ini bukan Cinta dan Rangga). Film Milly dan Mamet ini sedikit berbeda dari film-film yang sebelu