Hujan... Hujan... Hujaaaannnn....
Dua hari ini adalah hari yang basah sebasah-basahnya. Basah sejak pagi hari dan membuat mata ini jadi enggan terbuka. Terlena bersama suara air yang memukul-mukul genteng dan jendela. Membuai dengan udara dinginnya, sedingin kakiku yang terkena bocoran air dari genting yang berlubang di atas sana. Kemarin saya beruntung, hujan turun saat saya tidak harus berangkat kuliah. Tapi pagi ini, saya tidak lagi dapat melarikan diri dari kenyataan yang basah di luar sana. Menembus hujan dengan mantol yang berkibar-kibar. Bergabung dengan serombongan besar para kaum komuter Jogjakarta, menyeberangi jalan lingkar menuju kehidupan yang mungkin sudah tidak lagi terasa. Hujan memang selalu membawa perasaan cinta dan benci. Jika musim hujan terlalu panjang datang di Temanggung, maka seluruh kota akan mulai gelisah.