Postingan

Catatan Harian Chindo-Agency

Jumat, 5 September 2025 Sudah seminggu sejak 28 Agustus kemarin. Situasi rasanya sudah berhasil dideeskalasi. Tidak lagi terdengar ada demo besar yang sampai membuat adanya kebakaran atau penjarahan. Rasanya semua pihak bekerja sama untuk menurunkan tensi. Netizen saling mengingatkan, DPR juga sudah mulai merespon berbagai tuntutan masyarakat, bahkan kemarin sudah secara resmi menerima perwakilan rakyat yang diwakilkan oleh beberapa influencer. Tentu keadaan tidak reda semudah itu. Masih ada beberapa anggota pemerintah yang melakukan blunder susulan dengan pernyataan kontroversial, lalu klarifikasi. Ada hoax dan isu baru di masyarakat, seperti isu penggunaan warna pink yang tiba-tiba saja jadi polemik. Sesuatu yang bukannya tidak diduga sebelumnya. Semakin berjalannya waktu, maka kondisi akan semakin terfragmentasi kupikir. Dari banyak hal yang terjadi, untukku yang menarik adalah pada beberapa demo terakhir, aparat melakukan pendekatan yang berbeda. Seperti di Jepara dan di Ka...

Catatan Harian Chindo-Demo

  Senin, 1 September 2025   Baru empat hari dari kejadian Affan yang dilindas oleh polisi, tapi rasanya sudah berlangsung lama sekali. Hari-hari setelahnya saya habiskan untuk memantau berita di internet. Setelah malam itu demo berlangsung di tengah hujan sampai pagi, lalu berlanjut ke keesokan harinya di semakin banyak tempat, lalu berlanjut lagi sampai hari ini. Hari ini sudah 7 orang yang tercatat pergi. Entah yang tidak tercatat. Satu mahasiswa dari Yogyakarta yang katanya lehernya patah dan tubuhnya penuh luka pukulan. Tidak bisa saya bayangkan menjadi orangtuanya dan menerima jasad anak mereka yang penuh luka. Banyak gedung sudah terbakar, mobil, halte. Museum dijarah. Rumah empat orang pejabat dijarah. Live Tiktok yang selama ini menjadi alat untuk merekam kenyataan di lapangan mati, fiturnya hilang dari aplikasi. Menariknya, suasana di Tiktok yang tadinya mencekam, langsung berubah total. Beranda jadi berisi konten-konten yang tidak lagi relevan dengan kondisi ...

Chindo dan Negara Hari Ini

Sejak semalam aku mengikuti postingan-postingan di media sosial tentang demo terakhir di Jakarta. Ada seorang pengemudi Ojol tewas dilindas mobil polisi. Jika aku tidak salah ingat, ini adalah korban tewas pertama sejak rangkaian demo Indonesia Gelap. Dan menurutku, ketika sudah ada korban tewas, maka ini bisa jadi akan menjadi titik di mana kita tidak lagi bisa kembali. Pagi tadi, berita komandan Brimob juga meninggal dunia. Kemarahan pasti sudah ada di dua sisi. Tiktok masih menyiarkan live orang berlarian di jalan dalam hujan sampai dini hari tadi, dan tampaknya tidak beristirahat sampai siang ini. Sosial media ramai, semua orang yang aku ikuti, bahkan influencer skin care yang tidak pernah berbicara politik dan demokrasi, pagi   ini ikut membicarakan Affan Kurniawan, nama yang bisa jadi akan seperti Wawan, atau Moses. Nama yang tewas saat memperjuangkan Demokrasi. Semua orang marah. Kemarahan yang pasti bukan saja terjadi karena satu kejadian ini. Kemarahan banyak orang yan...

300M yang Mengubah Hidup

Hampir semua orang kalau dapat 300M, pasti hidupnya berubah. Tapi kali ini uangnya tidak ada beneran, hanya khayalan gembel saya dengan seorang teman. Jika teman saya ini punya 7T yang entah dari mana, dia hanya Mbak-mbak pegawai Bank biasa tapi sedang mencoba trading, maka dia akan memberi saya 300M. Kami berencana akan membuat rumah atau ruangan buat menyimpan uang tersebut. Entah kenapa kami membayangkan uangnya akan berupa cash dan akan tumpah-tumpah gitu di simpannya. Jadi ruangan penyimpanan uang itu harus bisa dibuka dari atas biar uangnya engga mawut-mawut. Nah, jika punya uang sebanyak itu, mau ngapain terusan. Tentu saya dan teman saya yang biasa hidup ngepas ini akan berfoya-foya. Bayar-bayar hutang, beli-beli kebutuhan primer semacam rumah, dan mobil. Saya memilih untuk alokasi uang untuk perawatan kesehatan. Mungkin mencari alternatif pengobatan yang bukan BPJS untuk urusan mata. Mencari tahu apakah benar di Jepang ada suntikan yang bisa menumbuhkan gigi yang sudah tangg...

Menemukan Diri, Menjadi Penulis

Gajah dalam Ingatan

Gambar
Penyunting:        Sylvie Tanaga                              Irene Ossi W. Tata Letak:          Argha Yuda Pratama Cover:                 Yovi Sudjarwo   Link pembelian #beliGajah Scan barcode di bawah atau bisa langsung DM ke Instagram Neneshakka Dulu aku mikirnya cita-cita itu tercapai saat kita lulus kuliah, di umur 25 tahunan dan kalau tidak tercapai di saat itu, maka ya sudah, berarti cita-cita itu tidak tercapai. Ternyata hidup tidak berjalan selurus itu. Unya cita-cita untuk menulis sejak bisa baca novel-novel detektif dan mulai ingin menuliskan cerita petualanganku sendiri. Masih aku simpan buku tulis bekas buku anyaman di SD yang berisi tulisan cerita serombongan anak muda berklil...

Conclave dan aku yang suka mengamuk

Disclaimer: Bukan review film tapi spoiler. Sebagai orang yang senang sekali dengan film Spotlight, suka juga dengan Two Pope, saya penasaran dengan film Conclave. Apalagi setelah mendengar review dari Cine Crib, jadi langsung memantapkan diri untuk nonton walau mata masih burem banget waktu itu. Habis pendarahan. Jadinya nonton filmnya sama setengah burem dan tidak yakin teksnya kebaca. Ternyata sesuai dugaan, saya senang banget sama filmnya. Rasanya ada orang dengan posisi yang sama dengan saya dalam memandang gereja dan mempertontonkannya di layar lebar. Conclave yang menceritakan tentang bagaimana pemilihan Paus dengan semua intrik politiknya. Bagaimana ada Kardinal yang sudah menjadi calon kuat, ternyata sudah memiliki anak dengan seorang suster. Ada lagi Kardinal yang memiliki pandangan konservatif yang ingin memerangi Islam, apalagi ada pembomban yang dilakukan oleh teroris pada saat yang sama, dan tentu saja digambarkan dilakukan oleh teroris Islam. Kardinal lain memang ber...