Eh, Mas... (Tentang Kehilangan)

Eh, Mas… sudah berapa lama ya kamu pergi? Sudah enam bulankah tanggal 23 nanti? Nggak kerasa ya, cepat. Aku jadi mengingat masa-masa sebelum kepergianmu. Satu minggu sejak motormu tertabrak Avanza itu. Tidak ada luka yang terlihat, hanya saja kamu tidak bangun lagi semenjak saat itu. Kamu tahu, Mas? Aku sangat kaget ketika Bapak, ayahmu, menelponku sore itu. Ya, kamu tahu sendiri, Mas. Tiap kali aku main ke rumahmu, bapak hanya melemparkan senyum tipis dibalik kumis tebalnya yang sudah beruban itu. Paling banyak kami hanya bertukar kabar. Tidak seperti dengan ibu, yang langsung menyambutku dengan sumringah dan menganggap aku sebagai anak perempuannya. Ya karena kedua anaknya adalah lelaki, kamu dan Ferry. Dan sekalinya bapak menelponku, ia mengajakku ke rumah sakit. Mas, rasanya badan ini lungkrah seketika. Tulang-tulangku seakan tidak lagi mempunyai daya untuk membuatku tetap berdiri. Kamu, yang kukenal selalu tertawa, kamu yang aku tahu tidak pernah berhenti bergerak. Di bali...