Jaring Pengaman Sosial

Awal Juni adalah perayaan ulang tahun masal untuk lingkaran A1 pertemanan saya. Tiga hari berturut-turut tiga orang dari delapan anggota grup WhatsApp Gerombolan si Berat merayakan hari lahirnya. Ulang tahun yang berbeda kali ini karena kita sedang berada di tahun pandemi. Ulang tahun yang malah bisa jadi paling meriah daripada sebelum-sebelumnya. 


Saya dan teman- teman dalam foto di atas, sebagian besarnya adalah teman dari masa perkuliahan. Kenal sejak masuk tahun 2005, mulai pisah-pisah kota setelah lulus sekitar tahun 2010. Dalam 15 tahun berteman ini baru pas ulang taunan itu aja kami melakukan video call, dan tidak pernah kami lakukan lagi sampai sekarang.
Di masa yang tidak pasti begini, dengan kehidupan di luar pandemi yang menghantam tanpa bisa dihindari keberadaan orang-orang ini menjadi jaring pengaman sosial yang menyenangkan untuk menjaga diri ini tetap waras. Saat pulang dan pindah kota menjadi hal yang lumayan terlarang, menyenangkan untuk bisa pulang ke Kalasan dan ketemu dengan anak-anak walaupun tetap membawa kecemasan membawa virus dan tular-tularan.
Sebagai orang yang sudah merantau hampir 20 tahun, sebagian besar hidup saya jadi lebih dekat dengan teman-teman yang saya temui setiap harinya. Orang-orang ke mana saya nunut makan, nginep, atau ngutang kalau saya sudah tidak punya uang. Orang-orang yang pertama kali saya cari kalau saya lagi galau, ambyar, dan kesepian. Dibandingkan dengan orang-orang di rumah, apalagi semakin tua sekarang, rasanya orang-orang ini menjadi keluarga yang menjaga saya tidak melakukan kebodohan lebih jauh. 
 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Autoetnografi apaan sih?

Tes Rorschach: Antara Manual dan Kenyataan

The Geography of Faith