Ketika kuliah tidak lagi menjadi prioritas

Ini adalah kesekian kalinya aku melarikan diri dari kuliah. Nggak ada rasa bersalah, menyesal atau kehilangan. Saat semua yang berkaitan dengan kuliah menjadi ga begitu berarti lagi. Pengen lulus? Jelas. Bosen? Sepenuhnya... Tapi tidak bisa lulus begitu saja tanpa melakukan hal yang paling final dalam kuliah: Skripsi.
Apakah memang benar atau hanya sekedar mencari pembenaran. Aku merasa manusia memiliki 2 tipe dalam masalah ini. TIpe praktisi dan tipe akademisi. Ilmuwan, orang-orang yang banyak ingin tahu dan berusaha mencari tahu adalah akademisi. Sedangkan praktisi, adalah orang yang menerapkan ilmu, teori dan hal-hal itu untuk melakukan tujuan mereka. dalam hal ini mendapatkan penghasilan. Dan aku adalah tipe praktisi rasanya.
Aku suka kuliah, Aku suka diberi tahu. Tapi kalau prof. A menyatakan bahwa X, ya aku terima saja seperti itu. Apakah X itu benar, entahlah. Tapi jika hal itu sudah diajarkan dalam perkuliahan dan menjadi dasar teori untuk banyak penulisan kenapa harus tidak percaya juga. Lagi pula sebagai penganut psikologisme, aku menjadi merelatifkan banyak hal. Tidak banyak hal yang mutlak di dunia ini. Kebenaran kadang relatif untuk banyak hal yang berbeda..
Saat ini sudah berbulan-bulan aku melarikan diri dari mata kuliah pengantar skripsi, dan kalau ini tiidak lolos, maka ngga bisa skripsi, maka otomatis akau ngga bisa lulus. Sedangkan kenyataan temen-temen seperjuanganku tinggal beberapa bulan lagi bisa sudah lulus. Dan seringnya demi kebaikanku (yang aku percaya seperti itu) mereka pun menyeretku untuk lulus bersama mereka. dan hal itu semakin membutku merasa tertekan lahir dan batin. Rasanya seperti dikejar-kejar, mules-mules (walaupun penyebab rasa sakit lebih pada bu Dewi*). Gelisah berkepanjangan, dan adanya kecenderungan untuk melarikan diri dari kenyataan, termasuk membolos salah satunya. Pengen tidur terus, pengen maen terus. Pengen marah-marah terus. (Maaf bagi semua yang terkena imbas)
dan tanpa aku sadari ujian akhir semester juga sudah tinggal 1 bulan lagi. Dan itu semakin menggelisahkan. Tugas-tugas yang menuntut untuk segera dikumpulkan, belajar dan banyak lagi.
Ada orang yang mengatakan kalau sudah bisa cari uang maka jadi males kuliah. Dan ternyata hal itu berlaku juga buat aku. Padahal pekerjaanku juga jualan pulsa yang bisa dilakukan di mana saja, hasil juga cuma cukup buat jajan. tapi tetep saja, cari uang serasa lebih nyaman dilakukan dari pada melakukan wawancara pendahuluan. Apakah pengaruh usia? Seperti orang yang mempunyai insting untuk makan, maka ada juga insting buat kerja.
Ya tapi apapun alasan yang aku susun untuk membenarkan diriku. Ketika kuliah tidak lagi menjadi prioritas maka semuanya beranyak menjadi kacau dan tidak terkendali.


*BU DEWI : Obat diet alami yang berasal dari Kediri. Obat ini memberi efek laxatif dan menimbulkan rasa sakit perut yang cukup parah. Tapi efektif untuk mengurangi nafsu makan dan menurunkan berat badan.
Warning : tidak untuk ibu hamil dan menyusui.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Autoetnografi apaan sih?

Tes Rorschach: Antara Manual dan Kenyataan

The Geography of Faith