Postingan

Menampilkan postingan dari 2009

Bingung....................

Ini hanyalah sesuatu yang terasa aneh dan mungkin sedikit tidak penting apalagi jelas. Merasakan mencintai seseorang. Dan semakin aku merasa mengenalnya aku semakin merasa diriku ini ga ada artinya. semakin aku lebih sering melihatnya, semakin aku mengikuti kegiatan yang dia lakukan, aku semakin menjadi merasa sangat kecil dan tidak berarti... semakin takut untuk mendekat, semakin memunculkan banyak keraguan yang mengimpit...... Bertentangan dengan kepercayaan diriku, bertentangan dengan keinginan untuk selalu positif.. melihat, dan berusaha menerima bahwa aku tidak mampu.. Berharap, berlari dan berusaha meyakinkan diriku bahwa aku cukup pantas.. dan aku tidak tahu jawabannya, karena aku belum dapat menemuinya.. Karena dia masih berada jauh dan asing.. tidak ingin menyerah.

Merasakan Surakarta

Gambar
Tersebutlah empat orang sahabat, sebut saja mereka Parti, Mirah, Ijah, dan Surti (Semuanya bukan nama sebenarnya).Mereka berempat adalah mahasiswa dari universitas ternama di Yogyakarta. Ingin melepaskan penat dan mencari suasana baru, merekapun memutuskan untuk melakukan sebuah wisata singkat ke kota tetangga yaitu Solo. Di suatu hari Sabtu yang cerah dan ceria, keempat orang ini pun memulai perjalanannya. Menggunakan 2 buah motor yang handal dan tangguh, menembus keramaian jalan Yogya-Solo. Dimulai pada pukul 07.30. Parti dan Mirah memimpin di depan, secara Parti yang adalah mantan warga Solo, jadi kemampuan navigasinya bisa dipercaya. Dan Ijah serta Surti menyusul di belakang dengan susah payah, secara Surti " the driver "yang kemampuan mengemudinya diragukan. Lebih kurang pukul 09.00, rombongan berhenti di Kartasura untuk sarapan pagi dan melepas penat sejenak. Di sebuah warung soto dekat patung ibu-ibu bawa tenggok. Warung soto sapi yang cukup nyaman dan diiringi dengan

Perahu Kertas By DEE

Gambar
Setelah sekian lama tidak menemukan bacaan yang sebegitu menarik dan "bergizi", Perahu Kertas memberikan angin segar buat aku. Buku yang membuat aku melupakan ujian yang haru s kuhadapi jam 7 pagi demi menghabiskan kisah si Kugy dan Kenann sampai jam 3 pagi. Penggambaran situasi yang kerasa nyata dan permainan emosi yang naik turun. di mana kita akan dibawa merasakan kegelisahan-kagelisahan yang dialami para tokoh yang ada di dalam cerita, dan tertawa dengan cletukan-cletukan gila khas Kugy dan teman-temannya. Dan tentunya kita akan menemukan kalimat-kalimat yang bijaksana dan penuh pembelajaran khas Dewi Lestari.. Buku yang membawaku menangis dan tertawa sendiri di tengah malam dan dibayangi oleh ketakutan akan tidak bisa bangun dan telat ujian di pagi hari.. Yang pasti ga menyesal untuk tetap bertahan menyelesaikan buku yang keren banget ini... membawa suatu perspektif baru dalam memandang hidup. Buku dengan "bobot" yang pas... tidak terlau berat untuk dinikmati t

Mengukur Normalitas

Rasanya akhir-akhir ini aku banyak meributkan tentang kadar kenormalanku. Aku sendiri merasa aku baik-baik saja. Normal, seperti orang kebanyakan. Tetapi tampaknya lebih banyak orang-orang di sekitarku yang menganggap aku lebih banyak tidak normalnya. Hal yang aku lihat dari komentar atau pandangan mereka yang tampaknya tidak habis pikir dengan kelakuanku yang buat aku sih baik-baik saja... Normal atau tidak normalnya aku tampaknya juga terkait dengan harapanku untuk mendapatkan pacar yang menerimaku apa adanya. Ya bukannya pacarku yang sebelumnya tidak menerimaku apa adanya... Tapi aku pengen ada seseorang yang tidak komplain dengan benyak kelakukanku sehingga aku ingin untuk tidak berubah dengan terpaksa, atau berubah karena disuruh berubah. dan banyak orang yang bilang kalau kelakuanku itu masi kaya gini-gini aja apa ya ada yang menerimaku apa adanya. Tapi yang menjadi perhatian saat ini sebenarnya bukanlah aku normal atau tidak. tapi aku menjadi lebih ingin tahu mengapa aku bisa te

Alone=Lonley????

Gambar
Beberapa minggu terakhir ini aku menemui kesulitan untuk menikmati waktu untuk diriku sendiri. Rasanya berada dalam situasi yang terburu-buru, mendesak dan padat oleh banyak orang dan berbagai aktivitas. Wajar saja si sebenarnya kalau dilihat sekarang sudah akhir semester dan tugas yang harus segera diserahkan juga sudah menumpuk. Dan jiwa ini rasanya sudah sampai pada batas ketahanannya. Gejala-gejala stress sudah mulai terlihat, seperti emosi yang tidak stabil, gelisah terus-menerus, merasa dikejar-kejar, kelelahan, metabolisme tubuh yang menjadi tidak stabil, sariawan yang tidak sembuh-sembuh, daya tahan tubuh menurun dan kesulitan tidur di malam hari. Oleh karena sebab-sebab di ataslah mengapa menjadi sendiri itu teramat penting untuk kelangsungan kehidupanku. Dengan menikmati waktu sendiri maka ada beban yang diangkat dari pundakku. Dengan sendirian aku bisa menjadi egois dan melakukan hal-hal yang aku sukai, bisa pergi kemana saja yang aku mau tanpa memikirkan apakah orang lain s

Menikah

Gambar
Dalam 2 tahun terakhir ini, ada beberapa hal yang buat aku merasa sudah tua, atau istilah lebih halusnya dewasa lah. Dan salah satunya adalah teman-temanku sudah mulai memasuki jenjang kehidupan yang baru yaitu pernikahan (Pernikahan di sini adalah pernikahan yang sesungguhnya, direncanakan, disetujui pihak keluarga dan dipublikasikan. Bukan pernikahan karena kecelakaan, ke gap ML atau kehamilan). Temen-temen yang dulu jaman SMP dan SMA masih sama-sama maen-maen, gila-gilaan, kejar-kejaran, ngemall, tongkrong sekarang atau sebentar lagi sudah menjadi ibu dan bapak. Mungkin mereka memang sudah siap. Tapi ada beberapa yang kuanggap romantis dan mungkin kurang realistis, atau bisa juga aku yang sinis memandang lembaga pernikahan. Dalam usia 21 atau 22 tahun. Baru lulus kuliah, masih berusaha menemukan hidup kita sendiri. Ada seorang teman yang memandang bahwa setelah meikah ia akan memasuki suatu kondisi yang aman dan nyaman. Bergantung pada suami, hidup mengurus urusan domestik, bekerja

Global Warming

Gambar
Mungkin sudah basi banget buat bahas masalah ini. Sudah berjuta-juta entri yang membahas berbagai gerakan untuk mengatasi masalah yang dialami semua penghuni bumi tercinta ini. Tapi ga ada salahnya juga kalo kalo ikut-ikutan meramaikan ajang kampanye anti global warming. Banyak banget cara yang bisa dilakukan buat memperlambat terjadinya pemanasan global. seperti slogan yang terkenal yaitu reduce, reuse dan recycle. Tapi apa hal yang bener-bener bisa kita lakukan??? Sebagai mahasiswa yang ngekos dan dengan uang saku pas-pasan akan cukup sulit untuk melakukan penghijauan di taman milik ibukos yang hanya berukuran 2x1m. Menghemat listrik berarti ga bisa facebookan, atau bikin tugas. Pake sepeda? panas, ga punya sepeda dan buat beli sepeda dana dari mana... Jadi berdasar pengalaman mari kita lihat cara-cara berikut ini: Hemat listrik = Hemat listrik ini dapat dilakukan dengan cara-cara yang cukup manusiawi, kita ga harus berganti dengan memakai petromak seperti nenek moyang kita. Yaitu: p

Ketika kuliah tidak lagi menjadi prioritas

Ini adalah kesekian kalinya aku melarikan diri dari kuliah. Nggak ada rasa bersalah, menyesal atau kehilangan. Saat semua yang berkaitan dengan kuliah menjadi ga begitu berarti lagi. Pengen lulus? Jelas. Bosen? Sepenuhnya... Tapi tidak bisa lulus begitu saja tanpa melakukan hal yang paling final dalam kuliah: Skripsi. Apakah memang benar atau hanya sekedar mencari pembenaran. Aku merasa manusia memiliki 2 tipe dalam masalah ini. TIpe praktisi dan tipe akademisi. Ilmuwan, orang-orang yang banyak ingin tahu dan berusaha mencari tahu adalah akademisi. Sedangkan praktisi, adalah orang yang menerapkan ilmu, teori dan hal-hal itu untuk melakukan tujuan mereka. dalam hal ini mendapatkan penghasilan. Dan aku adalah tipe praktisi rasanya. Aku suka kuliah, Aku suka diberi tahu. Tapi kalau prof. A menyatakan bahwa X, ya aku terima saja seperti itu. Apakah X itu benar, entahlah. Tapi jika hal itu sudah diajarkan dalam perkuliahan dan menjadi dasar teori untuk banyak penulisan kenapa harus tidak pe

Opening

Belum tahu mau tulis apa di bolg yang baru lahir ini. Hanya ingin menjadikan tunas ini menjadi sebuah sarana untuk belajar. Belajar bersabar, belajar untuk tekun dan konsisten. Merawat Blog ini menjadi suatu yang bermanfaat. Pohon yang tumbuh besar yang berbuah dan berkembang biak. Sebaiknya apa yang ditulis?