Postingan

Menampilkan postingan dari 2015

Tes Rorschach: Antara Manual dan Kenyataan

Gambar
Bagi orang-orang yang sudah mengenal ilmu psikologi, tes kepribadian yang satu ini bisa jadi merupakan sesuatu yang sudah akrab di telinga, walaupun mungkin tidak semuanya tahu bagaimana cara mengadministrasikan tes ini. Tes ini merupakan salah satu jenis tes proyektif yang dimaksudkan untuk mengungkap aspek-aspek kepribadian seseorang. Seperti kemampuan intelegensi, fungsi efo, dan aspek afeksi dari orang tersebut. Tes ini menggunakan stimulus berupa bercak tinta. Bagaimana bercak tinta itu dibuat? Ya seperti ketika kita masih di TK dan main-main dengan tinta yang diteteskan di kertas dan kertasnya dilipat dan kemudian akan muncul pola di kertas tersebut. Seperti itulah kira-kira stimulus dalam tes Rorschach ini. Tes Rorschach atau sebelumnya dikenal sebagai tes bercak tinta sendiri pertama kali dikenal di Tubingen, Jerman oleh seorang yang bernama Justinus Kerner pada tahun 1857. Kerner menyadari bahwa dia dapat melihat berbagai objek dalam bercak tinta tersebut. Kemudian pada t

Manusia Tidak Dapat Hidup Hanya dari Ayam Penyet Saja

Gambar
Tahun ini adalah tahun ke-13 saya hidup merantau dan menjadi anak kos di Jogjakarta yang walaupun sering macet hebat tetapi masih saya rasa menjadi rumah yang nyaman bagi saya. Salah satu hal yang sangat menjadi pertanyaan setiap harinya sebagai anak kos adalah, “Mau makan apa hari ini?”

Standarisasi dan Akreditasi dalam Pendidikan Tinggi

Gambar
Sabtu, 11 April 2015 adalah salah satu hari bersejarah di Program Pascasarjana Ilmu Religi dan Budaya (IRB) Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Hari itu IRB mendapat kunjungan dari dua orang assesor dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). Seorang dari Universitas Hasannudin, Makasar; dan seorang lagi dari Universitas Indonesia Jakarta. Kunjungan yang menghebohkan seluruh fakultas dari hari Rabu, hari di mana pemberitahuan akan visitasi tersebut datang. Tiga hari sejak hari pemberitahuan itu datang, IRB jadi penuh dengan keriuhan. Semua mahasiswa, dosen, dan karyawan berbondong-bondong mempersiapkan diri untuk kunjungan tersebut. Mulai dari memeriksa ulang borang akreditasi yang sudah dibuat pada bulan November 2014, menata kelas yang akan digunakan untuk pertemuan, mempersiapkan berkas-berkas administrasi dan bukti-bukti yang dibutuhakan, sampai mencari hotel dan mobil untuk mobilitas kedua assesor yang akan datang tersebut.

Tesis Hari ini

Sudah beberapa lama ini jari-jari saya membisu. Tidak ada tulisan yang saya hasilkan, baik yang seriusan apalagi yang hanya galau-galau beginian. Untuk orang yang gaya-gayanya hidup dengan dan dari menulis, sudah terlalu lama saya tidak menghidupi diri saya sendiri. Rasa-rasanya begitu mampet dan buntet.  Hari-hari saya terasa begitu letoy, seakan saya terus menerus tertidur dan melesak di kasur dengan banyak bantal yang bertebaran. Otak saya mampet... Seharusnya saat ini, atau mungkin bukan seharusnya ya... sebaiknya, atau yang baik bagi saya saat ini sebenarnya adalah menyelesaikan kewajiban  utama sebagai seorang mahasiswa yaitu menulis sesuatu yang bernama tesis. Tetapi dalam waktu sekiranya dua bulan ini, saya selalu menemukan banyak hal yang bisa saya lakukan selain menulis untuk tesis itu.

Kemarahan-kemarahan ini

Marah-marah sebenarnya bukan problem baru dalam hidup saya. Bagi banyak orang yang mengenal dan mengikuti kehidupan saya sampai sekarang, pasti banyak yang sudah pernah melihat saya marah atau menjadi sasaran kemarahan saya. Sekarang hal ini mulai terasa menggangu saya dan saya perlu berbicara untuk memahami ini dan berharap menyelesaikannya. Banyak hal yang membuat saya marah dan menaikkan darah ke kepala dan membuat saya menaikkan nada bicara saya dan melontarkan banyak kata-kata yang menyerang orang lain. Percayalah, saya ahli dengan hal itu. Salah satu hal yang paling membuat saya marah adalah ketika ada orang yang memaksa saya melakukan sesuatu dengan alasan demi kebaikan saya, dan ketika saya menolak, saya masih dipaksa juga. Ada satu kejadian yang sampai sekarang kalau saya mengingatnya saya masih merasakan tercekat di tenggorokan ini karena masih pengen marah juga. Ketika itu seorang teman memaksa saya untuk ke Bali dan memaksa saya dengan ancaman. Saya sudah menolak dengan

Berbicara Autoetnografi

Ini adalah tugas kuliah Penulisan Artikel Ilmiah yang ternyata hasilnya menurut saya tidak terlalu ilmiah dan masih juga dalam proses revisi untuk proyek metodologi penelitian. Saya mah emang nanggung gitu orangnya (ternyata)... Belum selesai udah dipublish aja. Metode penelitian menggunakan autoetnografi adalah suatu metode penelitian yang masih terbilang cukup baru untuk digunakan dalam penelitian sosial terutama di Indonesia. Masih banyak perdebatan dan kritik yang ditujukan pada metode ini, antara lain adalah subjektifitasnya yang sangat tinggi, permasalahan mengenai kode etik dalam penelitian, kurang analitis, dan peneliti tidak perlu turun ke lapangan sebagaimana lazimnya suatu penelitian. Tulisan ini merupakan suatu argumentasi mengenai metode autoetnografi sebagai suatu metode penelitian yang akademis, valid, dan analitis dalam penelitian sosial, terutama dalam kajian budaya. Kata kunci: autoetnografi, metode penelitian Autoetnografi adalah salah satu metode peneli

Hoy Cino!

Gambar
Sudah lama sekali saya tidak dicina-cinakan oleh orang selain teman saya. Bahkan saya sudah tidak ingat kapan saya terakhir disapa oleh orang asing dengan sebutan itu. Tapi tadi pagi hal itu terjadi di sebuah gang di Demangan situ itu. Saya baru saja selesai dari makan sop empal dan mau berangkat ke kampus. Berhubung sop itu tempatnya mblesek jadi ya mau tidak mau saya lewat gang-gang yang ga kecil-kecil amat lah sebenernya. Naa... di gang tersebut waktu saya mau lewat, ternyata sudah ada dua mobil yang stuck di situ. Satu mercedes benz hitam ke arah timur dan satu mobil putih sedan juga yang saya nggak ngeh itu mobil jenis apa. Saya berhenti di belakang mercedes sambil melihat bagaimana kedua mobil itu bisa saling melepaskan diri. Karena gangnya bener-bener mepet untuk kedua mobil tersebut. Lalu sopir dari mobil putih itu membuka jendela, mengeluarkan tangan dan berteriak, "Hey Cino...!"  Saya tidak terlalu mendengar apa yang dia katakan selanjutnya, saya hanya langsu

Cina dan Aktivisme

Tidak banyak hal yang terjadi pada tahun 1998 yang saya alami. Dalam ingatan saya yang kala itu masih 11 tahun, kekacauan yang terjadi itu berada di luar rumah, berada jauh di dalam televisi. Saya hanya ingat saya melihat pengumuman mengundurkan diri dari Presiden Soeharto di televisi dengan masih memakai seragam putih merah. Pulang sekolah setelah ujian. Saya hanya mengingat bahwa ada beberapa tempat yang dirusak, ada rumah-rumah yang dilempari batu dan selama berbulan-bulan jendela yang tadinya tertutup kaca, menjadi tertutup lembar-lembaran tripleks. Saya hanya mengingat, kota kecil yang tempat saya tinggal ini harus kehilangan CFC, waralaba ayam goreng pertama dan satu-satunya yang buka di Temanggug, dan langsung tutup ketika ada perusakan di tahun itu, dan tidak pernah ada lagi sampai sekarang. Persentuhan paling dekat adalah ketika tetangga belakang rumah saya berlari sambil berteriak-teriak ke arah toko saya kalau ada “hura-hura” yang menuju ke arah rumah kami. Kepanikan membua

Katanya pada Mulanya adalah Perlawanan…

Mulai sekolah di sekolahan yang saya jalani ini, pada mula pelajaran saya sudah dihadapkan pada artikel yang berjudul demikian, “Pada Mulanya adalah Perlawanan…” Ceritanya, kalau saya nggak salah inget dan gagal pahan, tulisan ini menunjukkan bahwa pada awal mula pembentukan kajian budaya adalah adanya perlawanan atau resistensi dari kelompok-kelompok budaya tertentu. Di mana ada suatu hegemoni atau kekuasaan maka disitulah kajian budaya akan ada dan bersuara. Di mana ada ketertindasan di situlah seharusnya orang yang bisa bersuara menyuarakan suaranya sendiri atau menyuarakan suara-suara orang lain yang tertindas. Suara orang yang mendapatkan double colonisation. Bahkan salah satu sarat yang harus dipenuhi dalam membuat tema penelitian tesis salah satunya adalah adanya perlawanan dari tema yang diangkat tersebut. Ada kaum yang dibela atau suaranya disuarakan dalam penelitian tersebut. Itu retorikanya.

Autoetnografi apaan sih?

Gambar
Berbulan-bulan ini saya sedang bergulat dengan satu istilah ini, autoetnografi. Istilah yang menghantui saya dan membuat saya berdebat dengan beberapa orang mengenai kesahihan penggunaan istilah ini. Lalu apaan sih sebenarnya autoetnografi ini?  Ambil dari sini http://doingautoethnography.org Autoetnografi sendiri adalah suatu merode penelitian yang meneliti manusia tetapi fokusnya adalah pada diri sendiri. Pada kisah hidup penulisnya sendiri sesuai tema yang diangkat. Hal ini sebenarnya sudah terlihat dari asal katanya itu sendiri, penulisan autoetnografi adalah penulisan yang memberikan penekanan dalam proses penelitian ( graphy) , pada budaya (ethno), dan pada diri (auto) (Heewon Chang, 2008). Lalu kemudian apa yang menjadi masalahnya dengan ini. Saya kurang begitu paham sebenarnya dengan maksud dibalik istilah-istilah ini, tapi begini kata teman-teman dan buku mengenai perdebatan seputar metode ini,  "Bagi orang-orang yang beraliran positivistik, metode ini diangga