Curhat-curhatan (Setelah direvisi, 25 November 2013)

Dalam beberapa hari ini saya mendengar beberapa cerita tentang hubungan yang dijalani dengan tidak menyenangkan dan diakhiri dengan kesakitan dan ketidaksenangan yang besar pula. Suatu cerita yang membuat saya mengingat kisah lama yang pernah saya tulis. Kisah saat saya mengakhiri hubungan yang didominasi dengan ketidakbahagiaan dan kecemasan yang akut. Berikut adalah tulisan saya kala itu, 2010, setelah saya baca dan saya rapikan kembali. Maklumlah, dulu belum belajar jadi editor banyak salah ketiknya.


  1. Mulailah suatu hubungan dengan benar dan dengan urutan yang benar. Kesalahan penyajian akan membuat hubungan selanjutnya akan berada pada jalur yang salah dan akan sulit untuk memperbaikinya.Ingat premis, "Segala sesuatu yang diawali dengan buruk, belum tentu berakhir baik."
  2. Saat kamu mendapatkan pasangan yang kuat, tampak kuat atau mengaku kuat, bukan berarti itu adalah izin untukmu memperhatikan orang lain, apalagi lawan jenis. Dan ada beberapa kasus di mana cewek-cewek merasa para lelaki itu tidak punya perasaan. Anda salah! Mereka juga bisa galau, dan kecenderungan dari galaunya adalah merusak diri sendiri, mimik-mimik nakal misalnya.
  3. Berkata jujurlah bahwa kamu cemburu
  4. Pengkhianatan akan menimbulkan luka yang akan sangat sulit untuk disembuhkan. Pada beberapa kasus akan menimbulkan dendam yang berkepanjangan. Sehingga lagu “Sadis”-nya Afgan akan menjadi sangat cocok, "semoga Tuhan membalas semua yang terjadi, kepadaku suatu saat nanti…"
  5. Pacarmu bukanlah referensi untuk menghadapi lawan jenis lain, memang ada sifat gender yang sama, tapi tidak berarti semua laki-laki atau perempuan adalah sama. Jadi cobalah dan hadapi orang per orang tanpa prasangka dan stereotipe.
  6. Akuilah pacarmu sebagai pacarmu di depan keluarga dan teman-temanmu. Jangan pernah mengaku jomblo pada seseorang apa lagi saat pacarmu ada di tempat yang sama. Tidak mengakui dapat diartikan sebagai: malu, tidak cukup layak, ada tendensi untuk berselingkuh, tidak mantap, tidak punya kebanggaan, dll. Dan rasanya bagi yang tidak diakui itu... bikin pengen menyayat tangan.
  7. Jangan jatuh cinta dengan sahabat pacarmu, semenarik apapun orang itu, simpatik ataupun menyenangkan, tetaplah bukan sasaran yanmg bagus untuk dikejar, apalagi kalau masih pacaran.
  8. Akan sangat bijaksana untuk menunjukkan perasaan kepada orang yang disukai. Berpura-pura tidak suka, berpura-pura baik-baik saja atau bahkan mendorongnya untuk berhubungan dengan orang lain adalah suatu tindakan penganiayaan pada diri sendiri dan tidak ada yang akan jadi pahlawan karenanya.
  9. Mempunyai seseorang atau sekelompok sahabat adalah hal yang baik. Mereka akan membuatmu tetap waras, menjadi pembela yang baik, kritikus yang baik, dan dapat membantumu menyadari perasaanmu sendiri yang mungkin tidak disadari secara otomatis.
  10. Pesan dosen, "kebiasaan buruk seseorang belum tentu akan berubah saat memulai sebuah hubungan, jadi jangan bertahan dengan alasan akan mengubahnya. Bisa jadi itu sia-sia."
  11. Jika kamu sudah tidak bahagia. Akhiri! Cari cara untuk keluar dari hubungan dan berbahagialah.
  12. Jangan memulai hubungan dengan alasan yang tidak jelas dan logis seperti: kasihan, adanya itu, pengen punya pacar karena semua orang sudah punya pacar, dst.
  13. Berusahalah untuk berpikir bahwa hubungan yang kamu jalani itu setara. Jika tidak setara maka akan ada satu pihak yang akan kelelahan untuk bertahan dalam hubungan.
  14. Berkomunikasilah, walau tidak nyaman atau memalukan, coba saja. Temukan suatu cara yang tepat untuk berdiskusi, karena pasangan Anda bukanlah peramal atau pembaca pikiran (kecuali untuk beberapa kasus kusus, seperti pasangan Dedy Corbuzier.(revisi: Dedy saat ini juga sudah bercerai, jadi bisa membaca pikiran juga bukan jaminan langgengnya sebuah hubungan)).
  15. Milikilah batas. Ada hal yang harus disesuaikan, tapi ada pula yang tidak. Batasi pula kemampuan Anda, jika tidak mampu, adalah hal yang baik untuk menyerah. Walaupun saya juga tahu, menyerah itu terkadang lebih menyakitkan dan lebih sulit untuk dilakukan daripada bertahan atau berjuang.
  16. Berubah terlalu banyak hanya demi mempertahankan hubungan bisa membuat kita kehilangan diri sendiri dan bisa berakibat kita membenci diri sendiri. Hal itu akan membuat kita tidak bahagia dan ketidakbahagiaan kita pasti akan berimbas pada hubungan juga.
  17. Berpikirlah untuk memulai suatu hubungan yang sehat, walaupun mungkin itu jadi terasa tidak romantis. Karena pada hubungan yang sehat tidak berlaku “bila ku mati kau juga harus mati.”
  18. Mandirilah baik secara material, mental dan spiritual. Jika ada pasangan, baik, jika tidak, hidupmu tidak berhenti. Jadilah berdaya. Jadi saat memutuskan untuk lanjut atau putus, lakukan dengan alasan yang lebih esensial selain apakah ada yang antar jemput atau tidak, akan punya teman atau tidak, dll.
  19. Untuk para laki-laki, jangan heran kalau mantanmu masih komplain atau tidak terima jika kamu punya pacar baru, walau mantanmu itu sudah punya pengganti dirimu. Tidak semua mungkin, tapi ada beberapa kasus yang terjadi.
  20. Mengutamakan pasangan itu penting, tetapi mengutamakan diri sendiri juga penting. Seperti pada penyelamatan dalam pesawat, tolong diri sendiri terlebih dahulu.
  21. Sayangilah pasanganmu dengan benar. Mempertahankan mati-matian, memarahinya sepanjang hari, mengancam akan melukainya atau melukai diri sendiri, melempar-lemparkan barang padanya, bukan perwujudan dari omongan "aku mencintaimu". Coba evaluasi kembali, yakin itu bukan wujud dari egoisme saja?
Ternyata setelah saya baca ulang, banyak hal yang sudah saya lupakan dari apa yang sudah saya tulis zaman dahulu dan bisa saya pelajari kembali.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Autoetnografi apaan sih?

Tes Rorschach: Antara Manual dan Kenyataan

The Geography of Faith