I Have a dream

Seperti malam-malam sebelum hari ini di mana aku berkutat mencoba menemukan tulisan yang layak untuk dipaparkan di depan seorang bapak yang disebut dosen. Dan seperti malam sebelumnya aku menjebak diriku dalam menuliskan hal-hal yang tidak berhubungan dengan kata Identitas Sosial, diskriminasi, in-group, out-group dan seputar itu.

Aku ingin menulis seputar mimpi. Mimpi yang datang tiba-tiba setelah Nasional. is. me.

Pernah terlintas sebelumnya, mengapa di Indonesia tidak ada (atau aku yang ga tahu) buku anak yang ringan ajah tapi keren seperti buku karangan Enid Bylton. Masih ingat dan beberapa saat lalu berbagi ingatan dengan seorang teman, betapa menyenangkannya membaca buku-buku karangan Enid. Salah satu yang kami bahas saat itu adalah bagaimana semua makanan yang diceritakan dalam buku-bukunya terasa sangat enak dan menggiurkan. Bahkan tulang buat Timmy aja kayanya enaaakkk banget.

Masih ingat dengan Minggat edisi Lima Sekawan, dimana anak-anak Lima Sekawan melarikan diri ke Pulau Kirin dan mereka membawa bekal peach kalengan, roti yang masih baru keluar dari panggangan, limun jahe, coklat, menyimpan susu di aliran sungai.... Aaaarrrggghhhh... pengen de..

Dan itu yang membuatku kepikiran sama temenku, kenapa tidak menemukan anak-anak yang berpetualang di Indonesia sambil bawa bekal lemper dan arem-arem. Sarapan lupis dan jenang sumsum. Pulau kosong di Indonesia jelas lebih banyak dari pada di Inggris, hutan juga pasti lebih luas. suku primitif ada, suku nomaden ada, pemain sirkus juga pasti ada. Kenapa belum ketemu juga buku yang menceritakan misalnya : Pandawa Lima tersesat di Pulau Sempu, atau Kelas 5 di sekolah Ki Hajar Dewantara, Petualangan Astuti di Malioboro, Bima dan Arjuna Mencari Harta di Candi Prambanan, dan Bermain ke Skaten.

Enid Bylton sudah membuat aku menjadi seorang yang menikmati membaca dan membuatku ingin menulis. Dan walau tanpa dasar penelitian aku yakin ada banyak orang yang jadi senang membaca karena buku-buku ini. Jadi kenapa tidak membuat yang lokal untuk diperkenalkan kepada dunia.....

Komentar

  1. Enid... Pengarang favorit jaman aku SD.. Terpesona sama petualangan yg ditawarkan bak alamsurga. Ironisnya, begitu menjejak bumi lg, alias di Indonesia binti Ngayogyokarto Hadiningrat, tak kutemui petualngan yg mengharu biru sperti kata Enid.. Mkn malah anak2 Pingit ya yg ngalamin? :D

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Autoetnografi apaan sih?

Tes Rorschach: Antara Manual dan Kenyataan

The Geography of Faith