Ingatkah kamu
Ketika aku
membandingkanmu dengan sahabatmu kemarin dulu itu. Ketika aku bilang, “kenapa
kamu nggak kaya dia aja.” Bukan maksudku untuk menjelekanmu di depan
teman-temanmu. Aku cuma ingin bilang kalau aku ingin kamu yang memperlakukan
aku sebaik itu, bukan dia.
Ingatkah
kamu,
ketika aku
harus menampilkan karya yang aku buat dan aku tidak mau kamu melihatnya? Bukan
berarti pendapatmu tidak penting hingga aku tidak menanyakannya. Pendapatmu
terlalu penting untukku, hingga terkadang aku takut untuk mendengarnya.
Ingatkah
kamu,
ketika aku
marah karena kamu memilih pulang sedirian dan kehujanan daripada kuantar? Aku
hanya merasa begitu tidak dianggap sama kamu. Ada aku, kamu bisa mengandalkan
aku.
Terkadang
aku lupa berterima kasih untuk setiap waktu yang kamu luangkan, karena aku
sudah terlalu terbiasa dengan keberadaanmu.
Terkadang
aku menempatkamu di posisi yang paling tidak menyenangkan. Menyiksamu dengan
sederet keluhan yang tidak jelas penyebabnya. Memaksamu menenangkan tangisanku.
Tapi itu karena hanya denganmu aku nyaman menjadi diriku apa adanya.
Percaya deh,
semua ketidaknyamanan yang kamu rasakan adalah segenap usahaku untuk
mempertahankanmu tetap di sampingku. Paradoks.
(Berdasarkan pesanan Surya Aji)
Komentar
Posting Komentar