Pingit. Kamis Malam.

Kamis malam, hujan sudah turun sepanjang hari ini. Rasanya enak buat di kamar, liatin tv, selimutan, semangkok indomie rebus yang masih mengepul, secangkir milo panas atau susu dancow cokelat. Bahagia itu memang sederhana. Tapi ini Kamis malam, bukan saatnya selimutan di kamar.
Di luar hujan masih menyisakan gerimis dan dingin yang menggigit. Masih dilema antara memakai celana panjang atau celana pendek. Kalau pendek dingin, tapi nggak basah celananya. Kalau panjang ntar basah kehujanan, jadi dingin kan kalau pake celana basah. Kupakai jaket yang hangat, kuambil jas hujan yang masih kuangin-anginkan. Menembus hujan, menyeberang kota Yogyakarta, bertemu anak-anak di Pingit.

Jam tujuh lebih sedikit ketika aku parkir di belakang Bale. Belum banyak motor yang terparkir. Baru ada satu vespa dan 4 motor yang lain. Suara anak-anak juga tidak ramai terdengar seperti biasanya. Tampaknya anak-anak juga lebih memilih di rumah saja. Hangat dan kering.
Kusimpan jaket dan helm di ruang pertemuan yang juga lenggang. Belum ada anak yang mulai mengerjakan PR dengan kakak volunteer. Lagu-lagu juga belum mulai dinyanyikan. Entahlah, apakah akan ada kegiatan belajar malam ini dilihat dari sepinya peserta yang datang. Pernah sekali tidak ada kegiatan belajar karena hujan dan volunteernya pesta mie instan. Masa lalu.

Hujan mulai mereda, anak-anak dan para volunteer juga sudah mulai merapat di Bale. Lagu-lagu mulai dinyanyikan untuk memanaskan suasana dan tubuh-tubuh yang kedinginan.

Senin malam, Kamis malam, Sabtu sore, aku tak di rumah.....

Tolong, tolong buka jalan
anak Pingit mau lewat......

Ada yang bernyanyi dengan penuh semangat, ada yang berlarian tak tentu arah. Seperti biasanya. Dan anak lelaki kecil itu datang menghampiriku yang hanya senyum-senyum sambil kedinginan di depan kelas. Diam seperti biasanya.
"Wis maem durung Le?" Pertanyaan basa-basi standar. Ia tidak sekolah jadi aku tidak bisa menanyakan bagaimana sekolahnya hari ini.
"Durung." Jawaban standarnya juga. Dengan orang tua yang tidak memiliki pekerjaan tetap, maka tidak tetap jugalah pemasukan nasi ke dalam perutnya dan perut adiknya.
"Dari pagi?" Aku hanya kepo saja menanyakan ini. Bersiap dengan jawaban yang selalu membuat miris namun bukannnya tidak diduga sebelumnya.
Ya, dia dan adiknya belum makan dari pagi. Ya, ini bukan pertama kalinya ia tidak makan seharian. Untuk kesekian kalinya bapaknya tidak punya pekerjaan. Untuk kesekian kalinya tidak ada uang untuk membeli sebungkus nasi atau sepotong roti.

Belajar sudah diakhiri. Susu sudah dibagikan. Sebotol susu yang bisa jadi adalah pengganjal perut pertama untuk hari ini bagi beberapa anak itu.

Seperti biasa kami tutup hari dengan makan malam bersama. Yah hanya seporsi nasi bakar atau sepiring mi rebus panas. Tapi yang pasti itu bukan makan pertama kami dalam sehari, dan walaupun tidak mahal, kami bisa makan setiap hari. Bisa tiga kali sehari, bisa juga lebih.

Kenyang dan tengah malam sudah menjelang. Kelelahan sudah membayang di wajah-wajah peserta makan malam ini. Orang-orang yang sudah beraktivitas sepanjang hari dan masih meluangkan waktu bermain bersama anak-anak. Yah, bagi beberapa dari kami, anak-anak ini justru merupakan obat lelah dan obat stres, jadi sangat disayangkan untuk tidak belajar di hari Kamis malam seperti ini.

Para volunteer yang tersisa sudah menyebar ke segala penjuru Jogja utuk menuju ke rumah masing-masing. Menuju ke hangatnya selimut dan empuknya tempat tidur. Dan di perempatan itu, di bawah gerimis yang masih juga belum mau berhenti, gadis kecil itu masih duduk meringkung di bawah tiang lampu lalu lintas. Anak lelaki yang beberapa kali menyapaku di Pingit juga masih berkeliling dari satu kendaraan ke kendaraan yang lain. Mencari sedikit receh. Entah berapa banyak yang harus dicarinya, sudah tengah malam dan hujan tapi mereka masih bertahan di jalanan. Aku hanya melaju semakin cepat, melarikan diri menuju hangatnya tempat tidurku.











Komentar

Postingan populer dari blog ini

Autoetnografi apaan sih?

Tes Rorschach: Antara Manual dan Kenyataan

The Geography of Faith